Ayolinx

Apa Itu Rebranding? Jenis, Strategi, dan Contohnya di Indonesia

rebrand

Rebrand atau rebranding adalah proses mengubah identitas sebuah brand agar terlihat lebih fresh, relevan, dan sesuai dengan perkembangan zaman. Biasanya, rebranding dilakukan dengan mengganti elemen-elemen seperti nama, logo, slogan, hingga tampilan visual perusahaan. Tapi bukan cuma soal tampilan luar aja, rebranding juga bisa menyentuh misi, visi, dan cara komunikasi brand ke audiensnya.

Contoh paling gampang? GO-JEK yang kini dikenal sebagai Gojek (tanpa strip), melakukan rebranding besar-besaran di tahun 2019 dengan tampilan logo baru yang lebih minimalis dan filosofi yang lebih kuat soal ekosistem digital.

Jenis-Jenis Rebranding

1. Rebranding Proaktif

Ini dilakukan secara sadar dan strategis oleh perusahaan, biasanya untuk meraih peluang baru, memperluas target pasar, atau meningkatkan nilai brand.

Contohnya, Telkomsel melakukan rebranding di tahun 2021. Mereka tidak hanya ganti logo, tapi juga memperluas diri sebagai penyedia solusi digital, bukan sekadar operator seluler. Ini langkah proaktif untuk masuk ke era digital dan menyasar segmen yang lebih muda dan tech-savvy.

2. Rebranding Reaktif

Rebranding jenis ini biasanya terjadi karena “terpaksa” misalnya karena citra buruk, perubahan manajemen, atau kondisi yang menuntut perubahan mendesak.

Contohnya, Bank Mandiri adalah hasil merger dari beberapa bank pemerintah seperti Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, dan lainnya. Setelah bergabung, dilakukan rebranding besar-besaran agar publik melihatnya sebagai satu institusi finansial yang solid dan modern.

Manfaat Rebranding

Rebranding bukan cuma soal tampilan, tapi juga bisa membawa berbagai manfaat strategis, seperti:

  1. Meningkatkan daya tarik brand di mata konsumen baru maupun lama
  2. Membuka peluang pasar baru, baik secara demografis maupun geografis
  3. Menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi
  4. Mengubah persepsi publik terhadap brand yang mungkin dianggap ketinggalan
  5. Memberi semangat baru bagi internal perusahaan

Baca Juga: E-Commerce B2B: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Alasan Perusahaan Melakukan Rebranding

Tentunya ketika suatu brand melakukan rebranding pasti ada alasan tertentu, berikut merupakan alasan mengapa perusahaan melakukan rebranding:

1. Mengubah Sudut Pandang Konsumen

Kadang brand punya citra tertentu yang sudah nggak sesuai lagi dengan arah bisnis. Rebranding bisa bantu membentuk kembali persepsi publik. Seperti contohnya XL Axiata, melakukan rebranding dan memperkuat merek digital mereka, terutama lewat produk AXIS yang tampil lebih fun, colorful, dan nyambung dengan anak muda zaman sekarang.

2. Meluaskan Pasar

Saat perusahaan ingin masuk ke pasar atau segmen baru, tampilan dan strategi lama kadang udah nggak cukup. Contoh nyatanya seperti Sari Roti, yang dulunya dikenal sebagai brand roti keluarga, kini mencoba masuk ke pasar anak muda lewat kemasan dan rasa yang lebih kekinian, serta kampanye digital yang lebih aktif.

3. Adaptasi terhadap Tren yang Berubah

Zaman berubah cepat apalagi dalam era digital. Kalau brand nggak ngikutin, kemungkinan terbesar mereka bisa ketinggalan. jadi, itulah yang dilakukan BCA dengan menghadirkan BCA Digital (blu) adalah anak usaha dari BCA yang dibentuk untuk mengikuti tren digital banking. Mereka punya branding yang beda banget dari BCA konvensional seperti lebih santai, fun, dan friendly buat Gen Z.

4. Suasana dan Visi yang Berbeda

Saat arah perusahaan berubah, rebranding jadi alat penting untuk menyampaikan semangat baru itu ke publik. Contohnya Pegadaian melakukan rebranding dari citra “tempat gadai emas” menjadi perusahaan yang menawarkan beragam produk keuangan, termasuk investasi emas digital. Branding baru mereka lebih modern dan inklusif.

5. Bergabung dengan Perusahaan Lain

Saat dua perusahaan bergabung, biasanya perlu identitas baru untuk mewakili keduanya. Seperti misalnya GoTo adalah hasil merger antara Gojek dan Tokopedia yang merupakan sesama produk digital. Mereka nggak sekadar menggabungkan dua nama, tapi membangun brand identity baru yang mewakili kekuatan ekosistem digital Indonesia.

Strategi Rebranding

Rebranding adalah langkah strategis yang dilakukan perusahaan untuk memperbarui identitas merek agar lebih relevan dengan pasar, tren, dan tujuan bisnis saat ini. Strategi rebranding melibatkan berbagai elemen penting, berikut penjelasannya:

1. Buat Visi dan Misi yang Baru

Langkah pertama adalah menyusun ulang visi dan misi perusahaan. Visi baru mencerminkan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, sedangkan misi baru menggambarkan cara perusahaan akan mencapai tujuan tersebut. Visi dan misi yang diperbarui harus relevan dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan arah pertumbuhan bisnis ke depan.

2. Sesuaikan dengan Sasaran Pasar yang Baru

Rebranding harus selaras dengan perubahan segmentasi pasar. Identifikasi siapa target audiens yang baru apakah lebih muda, lebih global, lebih niche, atau lebih digital. Kemudian sesuaikan pesan, gaya komunikasi, serta nilai-nilai merek agar mampu menarik perhatian dan membangun koneksi yang kuat dengan pasar tersebut.

3. Pakai Nama Baru

Mengganti nama merek bisa menjadi langkah penting jika nama lama sudah tidak lagi mencerminkan nilai atau arah bisnis baru. Nama baru harus mudah diingat, mencerminkan identitas baru perusahaan, dan relevan dengan industri yang digeluti. Pemilihan nama yang tepat dapat memperkuat posisi brand di benak konsumen.

4. Buat Desain Logo dan Slogan Terbaru

Logo dan slogan adalah wajah dari sebuah merek. Dalam proses rebranding, desain ulang logo dan pembuatan slogan baru bertujuan menyampaikan pesan merek yang segar dan lebih sesuai dengan audiens masa kini. Logo harus modern dan fleksibel, sedangkan slogan perlu singkat, kuat, dan mudah diingat agar dapat memperkuat citra baru perusahaan.

5. Lakukan Re-Launch

Setelah semua elemen baru siap, lakukan peluncuran ulang (re-launch) secara resmi ke publik. Momen ini bisa dijadikan kampanye besar untuk memperkenalkan wajah baru brand kepada konsumen, mitra, dan media. Gunakan berbagai saluran komunikasi seperti media sosial, website, event, dan press release agar proses transisi merek berjalan efektif dan mendapatkan perhatian yang luas.

Baca Juga: Cash Out: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukan Cash Out

Kesimpulan

Rebranding itu bukan cuma soal ganti logo atau nama tapi juga soal menyelaraskan kembali brand dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman. Dengan strategi yang tepat, rebranding bisa membuka peluang baru, memperkuat posisi brand di pasar, bahkan membangkitkan kembali perusahaan yang sempat stagnan.

Kalau kamu punya bisnis dan mulai merasa brand kamu “nggak connect” lagi sama audiens, mungkin ini saatnya untuk mulai mikir-mikir soal rebranding. Tapi ingat, semua butuh riset, strategi, dan eksekusi yang matang, ya!

Bagikan Artikel Ini

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Table of Contents