Dalam dunia bisnis, invoice atau faktur adalah salah satu dokumen yang sangat penting. Bukan hanya sekedar catatan transaksi, tapi juga alat komunikasi resmi antara penjual dan pembeli. Nah, salah satu jenis invoice yang sering dipakai adalah invoice DP (Down Payment).
Invoice DP ini biasanya digunakan saat pembeli perlu membayar uang muka sebelum barang atau jasa diberikan sepenuhnya. Jenis invoice ini sangat umum dipakai baik dalam transaksi B2B (business to business), jasa perorangan, maupun bisnis retail. Tapi, masih banyak orang yang bingung soal apa itu invoice DP, bagaimana fungsinya, dan apa bedanya dengan invoice penjualan. Yuk, kita bahas tuntas!
Apa Itu Invoice DP?
Invoice DP adalah dokumen resmi yang diterbitkan untuk menagih pembayaran uang muka (Down Payment) dari pelanggan. Uang muka ini biasanya merupakan persentase dari total harga transaksi, misalnya 30% atau 50%, yang harus dibayar sebelum barang diproduksi atau jasa dijalankan.
Dengan kata lain, invoice DP adalah tanda jadi transaksi. Setelah pelanggan membayar DP, maka penjual akan mulai memproses pesanan.
Contoh sederhana:
- Kamu pesan jasa renovasi rumah seharga Rp100 juta.
- Penyedia jasa meminta DP 50% (Rp50 juta).
- Maka penyedia jasa akan menerbitkan invoice DP sebesar Rp50 juta.
Dokumen ini penting karena menjadi pegangan kedua belah pihak bahwa pembayaran awal sudah dilakukan.
Fungsi Invoice DP
Invoice DP bukan hanya soal menagih uang muka, tapi juga punya fungsi penting dalam bisnis. Berikut beberapa di antaranya:
- Sebagai Bukti Transaksi Awal
Invoice DP menjadi dokumen resmi yang menyatakan bahwa pelanggan sudah membayar sebagian dari total harga. Ini melindungi kedua belah pihak jika terjadi sengketa.
- Menjamin Keseriusan Pelanggan
Dengan adanya DP, penjual lebih yakin kalau pembeli benar-benar serius melakukan transaksi. Jadi, risiko “pembatalan sepihak” bisa ditekan.
- Mengurangi Risiko Kerugian
Dalam banyak kasus, DP digunakan penjual untuk menutup biaya awal produksi atau jasa, seperti membeli bahan baku. Jadi, meski pesanan batal, penjual tidak sepenuhnya rugi.
- Dasar Pencatatan Keuangan
Invoice DP membantu proses akuntansi karena bisa dicatat sebagai pendapatan diterima di muka. Dengan begitu, arus kas bisnis jadi lebih jelas.
- Meningkatkan Profesionalisme
Bisnis yang menerapkan sistem invoice, termasuk invoice DP, terlihat lebih profesional dan terpercaya di mata pelanggan.
Baca Juga: Down Payment: Apa Itu, Cara Kerja dan Kelebihannya
Perbedaan Invoice DP dengan Invoice Penjualan
Meskipun sama-sama disebut invoice, invoice DP berbeda dengan invoice penjualan. Banyak yang masih keliru menganggap keduanya sama, padahal jelas berbeda.
| Aspek | Invoice DP | Invoice Penjualan |
| Tujuan | Menagih pembayaran sebagian (uang muka) | Menagih sisa pembayaran atau total pelunasan |
| Waktu Diterbitkan | Sebelum barang/jasa selesai diberikan | Setelah barang/jasa selesai diterima |
| Nominal | Sebagian dari total harga (misalnya 30%-50%) | Sisa pembayaran setelah DP dikurangi |
| Fungsi | Bukti pembayaran awal | Bukti pembayaran akhir/lunas |
Jadi, invoice DP adalah tahap awal, sedangkan invoice penjualan adalah tahap akhir dari transaksi.
Contoh Invoice DP 50%
Berikut format sederhana invoice DP dengan pembayaran 50%:
| INVOICE DP No: 001/INV-DP/IX/2025 Tanggal: 29 September 2025Kepada: Bapak Andi – JakartaDeskripsi Pesanan: Pembuatan Website PerusahaanTotal Harga: Rp10.000.000 DP 50%: Rp5.000.000 Metode Pembayaran: Transfer Bank / E-Wallet |
Dokumen seperti ini biasanya ditandatangani oleh penyedia jasa atau perusahaan untuk menunjukkan legalitas transaksi.
Contoh Invoice DP Jasa Perorangan
Freelancer atau pekerja perorangan juga sering menggunakan invoice DP agar lebih profesional. Misalnya fotografer, desainer, atau event organizer.
| INVOICE DP No: 015/INV-DP/IX/2025 Tanggal: 29 September 2025Kepada: Ibu Sinta – BandungDeskripsi Jasa: Jasa Fotografi PreweddingTotal Harga: Rp8.000.000 DP 30%: Rp2.400.000 Metode Pembayaran: Transfer ke rekening BCA a.n. John Doe |
Invoice sederhana seperti ini bisa dibuat di Word, Excel, atau aplikasi invoice online agar terlihat lebih rapi.
Contoh Proforma Invoice DP 50%
Proforma invoice berbeda dengan invoice biasa karena sifatnya masih berupa penawaran atau dokumen awal sebelum transaksi resmi. Namun, proforma invoice juga bisa mencantumkan permintaan pembayaran DP.
| PROFORMA INVOICE No: 020/PRO-DP/IX/2025 Tanggal: 29 September 2025Kepada: PT Maju JayaDeskripsi Pesanan: Pengadaan Seragam KaryawanTotal Harga: Rp50.000.000 DP 50%: Rp25.000.000 Catatan: |
Dokumen ini biasanya dipakai sebagai acuan sebelum invoice resmi diterbitkan.
Kesimpulan
Invoice DP adalah dokumen penting yang digunakan untuk menagih pembayaran uang muka (Down Payment) sebelum barang atau jasa diberikan. Fungsinya tidak hanya sekedar menagih uang, tapi juga untuk membangun kepercayaan, melindungi penjual dari kerugian, dan mencatat keuangan dengan lebih rapi.
Perbedaannya dengan invoice penjualan cukup jelas: invoice DP terbit di awal sebagai tanda jadi, sementara invoice penjualan terbit di akhir untuk pelunasan.
Invoice DP bukan cuma dokumen tagihan uang muka, tapi juga alat penting untuk menjaga kepercayaan, mengurangi risiko kerugian, dan bikin bisnis terlihat lebih profesional. Dengan invoice DP, transaksi jadi jelas sejak awal dan hubungan bisnis lebih terjaga.
Biar pembayaran DP makin gampang, aman, dan cepat, gunakan Ayolinx! Dengan Ayolinx, pelanggan bisa bayar lewat transfer bank, e-wallet, maupun QRIS. Praktis untuk bisnis offline maupun online, dari usaha kecil sampai perusahaan besar.

