Founder adalah istilah yang sering banget kita dengar kalau lagi bahas soal bisnis atau startup. Tapi, sebenarnya apa sih arti dari kata ini?
Secara sederhana, founder adalah orang yang memulai dan mendirikan sebuah usaha atau perusahaan dari nol. Dialah yang punya ide awal, menyusun rencana, dan mengambil langkah pertama untuk membangun bisnis tersebut. Founder bisa bekerja sendiri, tapi sering juga membentuk tim awal dan mulai membangun produk atau layanan dari dasar.
Gak cuma sekadar punya ide, founder juga bertanggung jawab menjalankan, mengembangkan, dan menumbuhkan bisnisnya agar bisa bertahan di tengah persaingan pasar. Nah, kalau kamu penasaran apa saja tugas founder, bedanya dengan owner dan CEO, sampai tantangan dan gajinya baca artikel ini sampai habis, ya!
Tugas Founder di Perusahaan
Di tahap awal berdirinya perusahaan, founder memegang peran yang sangat besar. Bahkan bisa dibilang, hampir semua hal dilakukan oleh founder. Berikut beberapa tugas utama founder di perusahaan:
Menentukan Visi dan Misi Perusahaan
Visi adalah arah jangka panjang perusahaan. Founder bertanggung jawab menciptakan “mimpi besar” dan membuat seluruh tim berjalan ke arah yang sama.
Merancang Strategi Bisnis
Mulai dari segmentasi pasar, model pendapatan, pricing, hingga strategi pertumbuhan—semuanya biasanya dirancang oleh founder di awal.
Membangun Tim Awal
Founder akan mencari orang-orang yang percaya pada ide bisnisnya dan mau bekerja keras bersama. Tim awal ini sangat penting, karena akan menentukan arah awal perusahaan.
Mengembangkan Produk atau Layanan
Apakah produknya berbentuk aplikasi, jasa, atau barang fisik founder biasanya akan terlibat langsung di proses pembuatan dan penyempurnaannya.
Mencari Pendanaan
Founder juga harus paham soal keuangan. Kalau butuh dana tambahan, founder harus bisa meyakinkan investor, membuat pitch deck, dan mengikuti sesi pitching.
Mengelola Operasional
Mulai dari marketing, customer service, sampai operasional harian di tahap awal, founder seringkali terlibat langsung.
Jadi jangan bayangkan founder cuma duduk manis di kantor mewah. Justru mereka adalah orang pertama yang harus “turun tangan” di semua lini.
Perbedaan Founder Dengan Owner dan CEO
Ketiga istilah ini sering dianggap sama, padahal beda, lho. Yuk, kita bedah satu-satu:
- Founder: Orang yang mendirikan bisnis. Bisa satu orang atau lebih. Mereka adalah inisiator dan pelaku pertama yang membangun perusahaan dari nol.
- Owner: Orang yang memiliki saham atau kepemilikan atas perusahaan. Owner bisa saja founder, tapi juga bisa investor yang membeli saham tanpa ikut mendirikan bisnisnya.
Contoh: Seorang investor yang beli 40% saham perusahaan termasuk owner, tapi belum tentu founder.
- CEO (Chief Executive Officer): CEO adalah posisi manajerial tertinggi di perusahaan yang bertugas menjalankan visi, misi, dan operasional. CEO bisa jadi seorang founder, tapi tidak selalu.
Kadang, saat perusahaan tumbuh, founder akan merekrut CEO profesional agar bisa fokus ke inovasi atau aspek strategis lain.
Baca Juga: Usaha Modal Kecil yang Belum Banyak Pesaing Bikin Untung
Tantangan Menjadi Founder
Di balik gemerlapnya kesuksesan seorang founder, ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi. Apalagi di fase awal membangun bisnis, tantangannya bisa bikin pusing kepala:
Modal Terbatas
Banyak founder memulai bisnis dengan dana pribadi. Sementara itu, biaya operasional jalan terus. Di sinilah pentingnya efisiensi dan kreativitas dalam mengelola anggaran.
Produk Belum Teruji
Produk yang dibuat masih butuh validasi pasar. Founder harus siap menghadapi revisi berkali-kali karena feedback pengguna.
Membangun Tim Solid
Mencari partner atau tim awal yang punya visi sejalan dan mau diajak “berdarah-darah” bukan hal mudah. Di tahap ini, kekompakan lebih penting dari gelar.
Tekanan Mental
Keputusan penting, masa depan tim, uang investor, semua ada di pundak founder. Gak heran kalau banyak founder mengalami stres dan burnout.
Kegagalan Bukan Hal Tabu
Data menunjukkan bahwa sebagian besar startup gagal di tahun pertama. Founder harus siap gagal, belajar cepat, dan bangkit lagi.
Apa Itu CO Founder?
Saat membangun bisnis, seringkali founder tidak sendiri. Di sinilah istilah co-founder muncul. Co-founder adalah orang yang ikut mendirikan perusahaan bersama founder utama. Mereka punya kontribusi penting sejak awal dan biasanya memiliki peran spesifik, seperti teknis, pemasaran, atau keuangan.
Misalnya:
- Kamu punya ide bisnis (founder)
- Temanmu bantu bikin aplikasinya (co-founder)
- Satu teman lagi bantu urus pemasaran awal (co-founder juga)
Idealnya, hubungan antara founder dan co-founder itu seperti partner: saling percaya, saling melengkapi, dan punya tujuan yang sama.
Gaji Founder
Apakah founder digaji? Jawabannya tergantung pada fase bisnis dan kondisi keuangan perusahaan. Di tahap awal, banyak founder tidak mengambil gaji karena dana masih difokuskan untuk pengembangan produk dan operasional kalaupun ada, biasanya hanya sekedar “uang hidup” sekitar Rp0 – Rp3 juta per bulan.
Saat bisnis mulai menghasilkan pendapatan atau mendapat pendanaan awal (seed funding), founder bisa mulai menggaji diri sendiri secara wajar, berkisar Rp5 juta – Rp15 juta per bulan tergantung peran dan cash flow. Ketika perusahaan tumbuh lebih besar dan masuk ke tahap ekspansi atau Series B ke atas, gaji founder bisa mencapai Rp20 juta – Rp100 juta++ per bulan.
Tapi yang paling penting, penghasilan utama founder bukan hanya dari gaji, melainkan dari nilai saham (equity) yang dimiliki dan inilah aset terbesar yang bisa bernilai miliaran jika perusahaan sukses.
Jadi founder itu seru, tapi juga penuh tantangan. Kalau kamu punya ide bisnis dan ingin mulai langkah pertama, Ayolinx bisa jadi mitra yang tepat untuk membantu kamu menerima pembayaran online dari pelanggan dengan mudah, aman, dan terpercaya.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, registrasi Ayolinx sekarang dan mulai bisnismu dengan sistem pembayaran yang profesional!